Rabu, 06 November 2013

Mar'atul Jannah

Ketika seorang wanita pergi menanggalkan baju kewanitaannya, secara sukarela, dan memakai baju seperti prajurit perang, tentu akan membuat makna lebih dalam dan berarti. Menempatkan dirinya sebagai unsur yang dinamis, penentu. Itulah sosok wanita Palestina, baik ia sebagai ibu, saudara ataupun anak seorang syahid, seorang tahanan, korban luka, diusir. Seorang isteri melepas kepergian suaminya, sang syahid, yang terakhir dengan dua air mata, pertama air mata cinta dan kedua, air mata kebanggaan.

Karena ia seorang wanita Palestina dan karena ia mengerti arti kehidupan.. "Jangan kamu kira orang-orang yang dibunuh di jalan Allah (fisabilillah) adalah orang-orang mati, bahkan mereka adalah orang-orang hidup di sisi Tuhan-nya sambil diberi rezki", karena itu pula ia bisa menguak hubungan rahasia antara kehidupan dan kematian, antara fana (tidak kekal) dan baqa (kekal abadi). Begitulah seorang wanita Palestina pelaku aksi bom 'syahid'…
Mereka adalah Wafa’ Idris, aDaren Abu Aeshah  , Noura Shalhub  Hebah Daraghemah.
Seorang penulis Yahudi, Arnon Goler dalam harian Ha'aretz mengomentari aksi para wanita Palestina itu dengan mengatakan:"Aksi-aksi tersebut membalikkan semua tradisi dan norma yang ada. Membentuk hubungan dengan pelaku syahid berikutnya, mendidiknya dan mempersenjatainya adalah hal yang sangat bermasalah. Maka barangsiapa yang melakukan pelatihan akan meruntuhkan tatanan masyarakat karena ia tidak minta izin keluarga terlebih dahulu."


Allah Ta'ala berfirman yang artinya:"Orang-orang mukmin, laki dan perempuan, sebagian adalah penolong bagi yang lainnya, mereka menyuruh yang ma'ruf dan mencegah yang munkar serta menunaikan shalat, membayar zakat dan ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan dirahmati oleh Allah…" Ayat tersebut menunjukkan bahwa wanita-wanita mukminat berada di samping kaum mukminin, saling mendukung dalam pelaksanaan kewajiban agama dan urusan sosial kemasyarakatan. Seperti amar ma'ruf nahi munkar, hingga perintah agama lainnya seperti shalat, zakat dan ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya agar semuanya mendapatkan rahmat dari Allah SWT.

Dalam sebuah firman Allah Ta'ala menyusul do'a yang dipanjatkan orang-orang berpikir dari kaum beriman, disebutkan yang artinya:"Maka Rabb-mu mengabulkannya. Aku tidak akan menyia-nyiakan setiap amalan di antara kalain, baik laki maupun perempuan. Sebagian kamu adalah bagian dari lainnya, maka siapa yang berhijrah dari rumah mereka, disiksa (karena) memilih jalan-Ku, kemudian berperang dan terbunuh, tentu Aku akan ampuni kesalahan mereka dan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai……" (QS. 3:195). Dari ayat itu terlihat jelas bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menyia-nyiakan pekerjaan seseorang lalu dimenej dengan baik, laki ataupun perempuan. Kemudian Allah SWT memutuskan sebuah hakekat yang sangat penting, yaitu laki dan perempuan adalah bagian satu dengan yang lainnya. Artinya, laki-laki bagian dari perempuan dan perempuan bagian dari laki-laki. Satu sama lain saling membutuhkan dan menyempurnakan. Adanya saling dukung, bukan saling kontradiksi dan kontraproduktif.

Kemudian ayat di atas juga menetapkan berbagai macam amalan yang dilakukan oleh kedua jenis, laki dan perempuan, yang akan diberi pahala oleh Allah SWT. Yaitu hijrah, menerima cobaan dan siksaan serta berperang di jalan Allah, "Maka mereka yang berhijrah, diusir dari negerinya, disiksa karena (memilih) jalan-Ku, kemudian berperang dan terbunuh…" ayat ini meliputi semua amalan, baik yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.

Dalam Shahih Bukhari, Bab Perangnya Kaum Wanita, disebutkan didalamnya bagaimana peran ummahat mukminin dan wanita shahabat dalam terjun langsung di medan pertempuran suatu saat, dan saat yang lain di bagian logistik membantu para mujahidin. Salah satu contoh dalam perang Uhud dan yang lainnya.


Dari sini kita melihat bahwa seorang wanita dalam jihad pembelaan dan perlawanan, yaitu ketika jihad itu fardhu 'ain, maka ia harus menyokong laki-laki dengan segala apa yang ia kuasai. Karena ia adalah saudaranya dalam suka dan duka, dalam perang dan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar