Mar'atul Jannah
Ketika seorang wanita pergi menanggalkan baju kewanitaannya,
secara sukarela, dan memakai baju seperti prajurit perang, tentu akan
membuat makna lebih dalam dan berarti. Menempatkan dirinya sebagai unsur
yang dinamis, penentu. Itulah sosok wanita Palestina, baik ia sebagai
ibu, saudara ataupun anak seorang syahid, seorang tahanan, korban luka,
diusir. Seorang isteri melepas kepergian suaminya, sang syahid, yang
terakhir dengan dua air mata, pertama air mata cinta dan kedua, air mata
kebanggaan.
Karena ia seorang wanita Palestina dan karena
ia mengerti arti kehidupan.. "Jangan kamu kira orang-orang yang dibunuh
di jalan Allah (fisabilillah) adalah orang-orang mati, bahkan mereka
adalah orang-orang hidup di sisi Tuhan-nya sambil diberi rezki", karena
itu pula ia bisa menguak hubungan rahasia antara kehidupan dan kematian,
antara fana (tidak kekal) dan baqa (kekal abadi). Begitulah seorang
wanita Palestina pelaku aksi bom 'syahid'…
Mereka adalah Wafa’ Idris, aDaren Abu Aeshah , Noura Shalhub Hebah Daraghemah.
Seorang
penulis Yahudi, Arnon Goler dalam harian Ha'aretz mengomentari aksi
para wanita Palestina itu dengan mengatakan:"Aksi-aksi tersebut
membalikkan semua tradisi dan norma yang ada. Membentuk hubungan dengan
pelaku syahid berikutnya, mendidiknya dan mempersenjatainya adalah hal
yang sangat bermasalah. Maka barangsiapa yang melakukan pelatihan akan
meruntuhkan tatanan masyarakat karena ia tidak minta izin keluarga
terlebih dahulu."
Allah Ta'ala berfirman yang
artinya:"Orang-orang mukmin, laki dan perempuan, sebagian adalah
penolong bagi yang lainnya, mereka menyuruh yang ma'ruf dan mencegah
yang munkar serta menunaikan shalat, membayar zakat dan ta'at kepada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan dirahmati oleh Allah…" Ayat tersebut
menunjukkan bahwa wanita-wanita mukminat berada di samping kaum
mukminin, saling mendukung dalam pelaksanaan kewajiban agama dan urusan
sosial kemasyarakatan. Seperti amar ma'ruf nahi munkar, hingga perintah
agama lainnya seperti shalat, zakat dan ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya
agar semuanya mendapatkan rahmat dari Allah SWT.
Dalam
sebuah firman Allah Ta'ala menyusul do'a yang dipanjatkan orang-orang
berpikir dari kaum beriman, disebutkan yang artinya:"Maka Rabb-mu
mengabulkannya. Aku tidak akan menyia-nyiakan setiap amalan di antara
kalain, baik laki maupun perempuan. Sebagian kamu adalah bagian dari
lainnya, maka siapa yang berhijrah dari rumah mereka, disiksa (karena)
memilih jalan-Ku, kemudian berperang dan terbunuh, tentu Aku akan ampuni
kesalahan mereka dan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai……" (QS. 3:195). Dari ayat itu terlihat jelas
bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menyia-nyiakan pekerjaan seseorang
lalu dimenej dengan baik, laki ataupun perempuan. Kemudian Allah SWT
memutuskan sebuah hakekat yang sangat penting, yaitu laki dan perempuan
adalah bagian satu dengan yang lainnya. Artinya, laki-laki bagian dari
perempuan dan perempuan bagian dari laki-laki. Satu sama lain saling
membutuhkan dan menyempurnakan. Adanya saling dukung, bukan saling
kontradiksi dan kontraproduktif.
Kemudian ayat di atas
juga menetapkan berbagai macam amalan yang dilakukan oleh kedua jenis,
laki dan perempuan, yang akan diberi pahala oleh Allah SWT. Yaitu
hijrah, menerima cobaan dan siksaan serta berperang di jalan Allah,
"Maka mereka yang berhijrah, diusir dari negerinya, disiksa karena
(memilih) jalan-Ku, kemudian berperang dan terbunuh…" ayat ini meliputi
semua amalan, baik yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan.
Dalam
Shahih Bukhari, Bab Perangnya Kaum Wanita, disebutkan didalamnya
bagaimana peran ummahat mukminin dan wanita shahabat dalam terjun
langsung di medan pertempuran suatu saat, dan saat yang lain di bagian
logistik membantu para mujahidin. Salah satu contoh dalam perang Uhud
dan yang lainnya.
Dari sini kita melihat bahwa
seorang wanita dalam jihad pembelaan dan perlawanan, yaitu ketika jihad
itu fardhu 'ain, maka ia harus menyokong laki-laki dengan segala apa
yang ia kuasai. Karena ia adalah saudaranya dalam suka dan duka, dalam
perang dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar